Jumat, 21 April 2017

R.A Kartini Pejuang Indonesia

Pemenang Lomba Artikel dalam Rangka Hari Kartini 2017
Oleh
Eva Zahra Aulia Indriani
Kelas V
SDN Sadeng 03



Raden Ajeng Kartini adalah sosok wanita yang pemberani. Beliau berani mempertaruhkan nyawanya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Raden Ajeng Kartini adalah wanita yang patut dicontoh. Beliau memperjuangkan nyawanya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Raden ajeng lahir di Jepara. Beliau adalah anak dari sang Bupati.
Raden Ajeng Kartini Kartini berjuang untuk bisa sederajad dengan kaum pria. Beliau berjuang bahwa bahwa wanita seperti laiki-laki.  Raden Ajeng Kartini wafat pada tanggal 16 September 1904.
Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1987 Masehi. Kita harus berjuang memperjuangkan dan meneruskan sosok seorang kartini masa kini. Kata harus giat belajar untuk bisa meneruskan perjuangan sosok seorang kartini.  Sosok seorang Kartini masa kini harus lebih mandiri dan bisa berjuang untuk masa depan yang akan datang. Kami seorang wanita juga bisa berjuang untuk masa depan.

Beliau membangun sekolah untuk kaum wanita agar mendapat ilmu. Raden Ajeng Kartini juga menerbitkan buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Beliau memperjuangkan dan mengajari kaum wanita agar mendapat ilmu. Jika anak harus patuh pada orang tuanya jika istri harus menurut dengan suaminya.
Guru-guru kita mendidik dan mengajari kita agar pandai dan berbakat. Gur-guru mengajari sopan santun kepada orang tuan dan kita harus berbakti kepada keduanya. Agar meneruskan perjuangan sosok Kartini harus belajar dengan giat dan tekun agar dapat meneruskan perjuangan sosok Kartini. Dalam perjuangan Raden Ajeng Kartini beliau tidak mengenal putus asa. Beliau terus-terus dan terus berjuang untuk sesame wanita Indonesia.

Sesama bangsa Indonesia kita tidak mengejek sesame kaum pria maupun wanita. Sesame manusia harus bisa mengerti perasaan sebagai teman/kaum wanita. Kita juga harus membantunya jika mereka merasa senang kita bisa merasakan kesenangan itu. Kartini masa kini harus bisa mengerti perasaan sesame wanita. Kita harus berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Minggu, 02 April 2017

SDN Sadeng 03 Kunjungan ke MURI

SDN Sadeng 03 Kunjungan ke MURI 



Semarang, 29/03/2017. Menindaklanjuti kegiatan jeda tengah semester yang tertunda SDN Sadeng 03 melaksanakan kegiatan fieldtrip ke Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang bertempat di Semarang. Kegiatan yang seharusya dilaksanakan di minggu ke dua bulan Maret baru dapat dilaksanakan di minggu ke empat karena pihak MURI dan Jamu Jago memberikan jadwal kunjungan pada Rabu, 29 Maret 2017. Tujuan kunjungan tersebut untuk mengenalkan peserta didik pada rekor superlative yang ada di Indonesia serta mengenalkan industry jamu. Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB diawali dengan sambutan dari pihak MURI, yaitu Ibu Widya. Ucapan selamat datang  dan sambutan hangat diberikan kepada seluruh rombongan dari SDN Sadeng 03 dan dilanjutkan dengan sambutan perwakilan dari SDN Sadeng 03. Bapak Bayu Wijayama, M.Pd mewakili pihak sekolah menyampaikan “Kedatangan kami ke MURI dan Jamu Jago adalah untuk membekali dan memperkenalkan peserta didik terhadap dunia industri yang diharapkan dapat menginspirasi peserta didik tentang industri jamu dan perolehan rekor yang ada di Indonesia sekaligus sebagai agenda rutin kegiatan outdoor learning  yang dilaksanakan di SDN Sadeng 03 di setiap jeda semester”.

Kegiatan dilanjutkan pemaparan dari pihak MURI dan Jamu Jago. Mereka menjelaskan tentang sejarah perusahaan yang didirikan pada 01 Juni 2018 di Wonogiri oleh Bapak T.K Suprana. Kemudian dijelaskan tentang pengembangan pasar, pengembangan bentuk produk serta penghargaan internasional yang pernah diraih perusahaan. Di akhir presentasi dari pihak MURI disediakan sesi tanya jawab. Para peserta didik dari SDN Sadeng 03 sangat antusias dan aktif untuk bertanya. Dyah Ayu Probaningrum Kelas 3 menanyakan “Mengapa dinamakan jamu Jago?” Pertanyaan dari Dyah Ayu Probaningrum dijawab oleh pihak MURI dan jamu Jago, mereka menjelaskan bahwa nama jamu Jago sesuai dengan logonya yaitu ayam jantan dalam bahasa jawa adalah Jago, selain itu juga Jago dapat diartikan sebagai Jagoan dengan maksud konsumen yang mengkonsumsi jamu Jago dapat menjadi Jagoan. Pertanyaan yang menarik dan luar biasa di tanyakan oleh Septian Susilo Nugroho peserta didik kelas V, dia menanyakan “Jamu jago kan didirikan tahun 1918 padahal itu belum merdeka, mengapa pada tahun tersebut orang bisa membuat perusahaan dan mengapa tempatnya di Semarang?”. Pertanyaan yang menarik tersebut dijawab langsung oleh pihak MURI dan Jamu Jago. Sejarah perusahaan dibangun pada 1 Juni 1918. Pada waktu itu bapak T.K Suprana belum mendirikan perusahaan, melainkan industry rumah tangga. Berjalannya waktu permintaan jamu yang banyak mengharuskan untuk membuat dalam jumlah yang banyak sehingga didirikan perusahaan dan pemilihan Semarang sebagai tempat produksi adalah untuk mempermudah distribusi karena Semarang memiliki letak yang strategis untuk pemasarannya. Di akhir kegiatan peserta didik dipersilahkan untuk mengidentifikasi dan meneliti tentang bahan baku jamu serta mengidentifikasi daftar perolehan rekor MURI yang ada pada galeri.



Kegiatan yang menyenangkan serta menantang bagi peserta didik merupakan implementasi dari pembelajaran yang menerapkan contextual teaching learning (CTL)  di mana peserta didik dihadapkan pada dunia nyata, permasalahan yang nyata kemudian diminta untuk mengidentifikasi, menanyakan, mencoba, menganalisis dan menyimpulkan (scientific method) sehingga peserta didik dapat merasakan pembelajaran yang bermakna yaitu pembelajaran yang menekankan pada ketiga aspek baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Menurut testimoni dari Aliyah Rahma Maghfirota peserta didik kelas V “Saya baru pertama kali berkunjung ke MURI dan Jamu Jago, di sana saya dapat belajar tentang cara membuat jamu, mengetahui banyak rekor serta minum jamu gratis”. Peserta didik yang berkunjung ke MURI dan Jamu Jago selain belajar tentang jamu dan rekor mereka secara tidak langsung belajar tentang pengembangan karakter melaluinya falsafah Ojo Dumeh-Rukun Agawe Santoso   yang artinya jangan sombong dan bersatu bekerja sama adalah wujud dari kemakmuran, kenyamanan dan keharmonisan. Peserta didik juga dapat mengimplementasikan sapta upaya jamu Jago, yaitu standar, efisiensi, kreatifitas, citra, mutu, control dan kemampuan dalam kegiatan belajar di sekolah.