Selasa, 09 Mei 2017

SEMINAR NASIONAL GURU PENDIDIKAN DASAR BERPRESTASI Membangun Profesionalisme Guru Pendidikan Dasar Dalam Era Global


Jakarta, 9 Mei 2017. Bentuk partisipasi Dirjen Guru dan Tenaga Pendidikan Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Subdit Kesejahteraan Penghargaan dan Perlindungan (Kesharlindung) dalam rangka bulan pendidikan tahun 2017 menyelenggarakan beberapa kegiatan, salah satunya adalah Seminar Nasional Membangun Profesionalisme Guru Pendidikan Dasar dalam Era Global bertempat di Swiss-Belhotel-Internasional Jakarta. Kegiatan seminar dilaksanakan 9-12 Mei 2017. Peserta seminar adala guru pendidikan dasar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berasal dari Nanggroe Aceh Darusalam hingga Papua. Peserta seminar berjumlah 260 guru yang lolos seleksi abstrak dari 1300 pengirim. Peserta yang lolos  seleksi abstrak kemudian mengirimkan makalah/artikel untuk dicek similarity, citacy  dan dinyatakan layak oleh reviewer. Makalah yang dinyatakan layak untuk dipresentasikan sebanyak 100 makalah dan 50 makalah akan dipresentasikan dalam bentuk poster. Makalah yang dipresentasikan akan dimasukkan dalam prosiding.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan  Dasar Poppy Dewi Puspitawati menyampaikan “Guru mengemban tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Agar guru dapat melaksanakan tugasnya secara optimal, maka guru wajib meningkatkan profesionalismenya melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan”. Pengembangan profesi berkelanjutan dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, salah satunya adalah melatih kemampuan menulis karya ilmiah berupa gagasan atau hasil penelitian. Karya ilmiah dapat dipublikasikan kepada khalayak melalui forum ilmiah salah satunya seminar.

Menurut Drs. A. Hendra Sudjana, M. Ed. Kasubdit Kesharlindung Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar “kegiatan seminar adalah pertama kali di Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sebagai wujud dukungan gerakan literasi nasional”. Kedepannya makalah-makalah yang sudah dpresentasikan akan diseleksi lagi dan dimasukkan ke dalam jurnal. Kegiatan pembukaan seminar sekaligus Ilaunching jurnal Didaktika sebagai wadah publikasi ilmiah guru pendidikan dasar.
Kegiatan seminar ini bertujuan agar guru memperoleh pengalaman tentang menulis, mempresentasikan dan mendiseminasikan karya tulis ilmiah dalam forum seminar nasional. Selain itu, forum seminar tersebut guru dapat memperoleh angka kredit dari karya tulis ilmiah yang dipresentasikan atau yang disajikan dalam bentuk poster. Perolehan beberapa angka kredit menjadi akumulasikan persyaratan kenaikan pangkat. (Bayu W)


Jumat, 21 April 2017

R.A Kartini Pejuang Indonesia

Pemenang Lomba Artikel dalam Rangka Hari Kartini 2017
Oleh
Eva Zahra Aulia Indriani
Kelas V
SDN Sadeng 03



Raden Ajeng Kartini adalah sosok wanita yang pemberani. Beliau berani mempertaruhkan nyawanya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Raden Ajeng Kartini adalah wanita yang patut dicontoh. Beliau memperjuangkan nyawanya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Raden ajeng lahir di Jepara. Beliau adalah anak dari sang Bupati.
Raden Ajeng Kartini Kartini berjuang untuk bisa sederajad dengan kaum pria. Beliau berjuang bahwa bahwa wanita seperti laiki-laki.  Raden Ajeng Kartini wafat pada tanggal 16 September 1904.
Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1987 Masehi. Kita harus berjuang memperjuangkan dan meneruskan sosok seorang kartini masa kini. Kata harus giat belajar untuk bisa meneruskan perjuangan sosok seorang kartini.  Sosok seorang Kartini masa kini harus lebih mandiri dan bisa berjuang untuk masa depan yang akan datang. Kami seorang wanita juga bisa berjuang untuk masa depan.

Beliau membangun sekolah untuk kaum wanita agar mendapat ilmu. Raden Ajeng Kartini juga menerbitkan buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Beliau memperjuangkan dan mengajari kaum wanita agar mendapat ilmu. Jika anak harus patuh pada orang tuanya jika istri harus menurut dengan suaminya.
Guru-guru kita mendidik dan mengajari kita agar pandai dan berbakat. Gur-guru mengajari sopan santun kepada orang tuan dan kita harus berbakti kepada keduanya. Agar meneruskan perjuangan sosok Kartini harus belajar dengan giat dan tekun agar dapat meneruskan perjuangan sosok Kartini. Dalam perjuangan Raden Ajeng Kartini beliau tidak mengenal putus asa. Beliau terus-terus dan terus berjuang untuk sesame wanita Indonesia.

Sesama bangsa Indonesia kita tidak mengejek sesame kaum pria maupun wanita. Sesame manusia harus bisa mengerti perasaan sebagai teman/kaum wanita. Kita juga harus membantunya jika mereka merasa senang kita bisa merasakan kesenangan itu. Kartini masa kini harus bisa mengerti perasaan sesame wanita. Kita harus berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Minggu, 02 April 2017

SDN Sadeng 03 Kunjungan ke MURI

SDN Sadeng 03 Kunjungan ke MURI 



Semarang, 29/03/2017. Menindaklanjuti kegiatan jeda tengah semester yang tertunda SDN Sadeng 03 melaksanakan kegiatan fieldtrip ke Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang bertempat di Semarang. Kegiatan yang seharusya dilaksanakan di minggu ke dua bulan Maret baru dapat dilaksanakan di minggu ke empat karena pihak MURI dan Jamu Jago memberikan jadwal kunjungan pada Rabu, 29 Maret 2017. Tujuan kunjungan tersebut untuk mengenalkan peserta didik pada rekor superlative yang ada di Indonesia serta mengenalkan industry jamu. Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB diawali dengan sambutan dari pihak MURI, yaitu Ibu Widya. Ucapan selamat datang  dan sambutan hangat diberikan kepada seluruh rombongan dari SDN Sadeng 03 dan dilanjutkan dengan sambutan perwakilan dari SDN Sadeng 03. Bapak Bayu Wijayama, M.Pd mewakili pihak sekolah menyampaikan “Kedatangan kami ke MURI dan Jamu Jago adalah untuk membekali dan memperkenalkan peserta didik terhadap dunia industri yang diharapkan dapat menginspirasi peserta didik tentang industri jamu dan perolehan rekor yang ada di Indonesia sekaligus sebagai agenda rutin kegiatan outdoor learning  yang dilaksanakan di SDN Sadeng 03 di setiap jeda semester”.

Kegiatan dilanjutkan pemaparan dari pihak MURI dan Jamu Jago. Mereka menjelaskan tentang sejarah perusahaan yang didirikan pada 01 Juni 2018 di Wonogiri oleh Bapak T.K Suprana. Kemudian dijelaskan tentang pengembangan pasar, pengembangan bentuk produk serta penghargaan internasional yang pernah diraih perusahaan. Di akhir presentasi dari pihak MURI disediakan sesi tanya jawab. Para peserta didik dari SDN Sadeng 03 sangat antusias dan aktif untuk bertanya. Dyah Ayu Probaningrum Kelas 3 menanyakan “Mengapa dinamakan jamu Jago?” Pertanyaan dari Dyah Ayu Probaningrum dijawab oleh pihak MURI dan jamu Jago, mereka menjelaskan bahwa nama jamu Jago sesuai dengan logonya yaitu ayam jantan dalam bahasa jawa adalah Jago, selain itu juga Jago dapat diartikan sebagai Jagoan dengan maksud konsumen yang mengkonsumsi jamu Jago dapat menjadi Jagoan. Pertanyaan yang menarik dan luar biasa di tanyakan oleh Septian Susilo Nugroho peserta didik kelas V, dia menanyakan “Jamu jago kan didirikan tahun 1918 padahal itu belum merdeka, mengapa pada tahun tersebut orang bisa membuat perusahaan dan mengapa tempatnya di Semarang?”. Pertanyaan yang menarik tersebut dijawab langsung oleh pihak MURI dan Jamu Jago. Sejarah perusahaan dibangun pada 1 Juni 1918. Pada waktu itu bapak T.K Suprana belum mendirikan perusahaan, melainkan industry rumah tangga. Berjalannya waktu permintaan jamu yang banyak mengharuskan untuk membuat dalam jumlah yang banyak sehingga didirikan perusahaan dan pemilihan Semarang sebagai tempat produksi adalah untuk mempermudah distribusi karena Semarang memiliki letak yang strategis untuk pemasarannya. Di akhir kegiatan peserta didik dipersilahkan untuk mengidentifikasi dan meneliti tentang bahan baku jamu serta mengidentifikasi daftar perolehan rekor MURI yang ada pada galeri.



Kegiatan yang menyenangkan serta menantang bagi peserta didik merupakan implementasi dari pembelajaran yang menerapkan contextual teaching learning (CTL)  di mana peserta didik dihadapkan pada dunia nyata, permasalahan yang nyata kemudian diminta untuk mengidentifikasi, menanyakan, mencoba, menganalisis dan menyimpulkan (scientific method) sehingga peserta didik dapat merasakan pembelajaran yang bermakna yaitu pembelajaran yang menekankan pada ketiga aspek baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Menurut testimoni dari Aliyah Rahma Maghfirota peserta didik kelas V “Saya baru pertama kali berkunjung ke MURI dan Jamu Jago, di sana saya dapat belajar tentang cara membuat jamu, mengetahui banyak rekor serta minum jamu gratis”. Peserta didik yang berkunjung ke MURI dan Jamu Jago selain belajar tentang jamu dan rekor mereka secara tidak langsung belajar tentang pengembangan karakter melaluinya falsafah Ojo Dumeh-Rukun Agawe Santoso   yang artinya jangan sombong dan bersatu bekerja sama adalah wujud dari kemakmuran, kenyamanan dan keharmonisan. Peserta didik juga dapat mengimplementasikan sapta upaya jamu Jago, yaitu standar, efisiensi, kreatifitas, citra, mutu, control dan kemampuan dalam kegiatan belajar di sekolah.

Jumat, 17 Februari 2017

SEPERTI APA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ICT?

SEPERTI APA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ICT?


Memasuki era digital sering kita mendengar istilah ICT, cloud dan online. Tidak sadar era sudah berganti ke era digital pada abad 21 ini data menunjukkan 70 juta manusia Indonesia menggunakan smartphone dan active menggunakan social media diantaranya adalah peserta didik Sekolah Dasar (SD).



Tantangan Abad 21 semakin banyak terutama dihadapi oleh guru sebagai agen pembentuk karakter peserta didik. Tantangan yang harus dijawab adalah dengan meningkatkan kompetensi, literasi dan karakter peserta didik melalui pembelajaran berbasis ICT. Langkah Kedepan sebagai guru adalah membuka informasi, menunjukkan kenyataan, dan melihat kenyataan itu lalu mendorong perubahan. Pertanyaan yang muncul dengan permasalahan di atas adalah bagaimana kita bisa menjadikan Informasi sebagai pembentuk perilaku menggunakan teknologi? Jawaban dari permasalahan di atas yaitu guru harus mampu: 1) menentukan sendiri tujuan belajar (self directed learning), 2) mengkontruksi pengetahuan; (knowledge construction), 3) kolaborasi; (collaboration), komunikasi; (communication), 4) memanfaatkan TIK; (using ICT), 5) penyelesai masalah dan inovasi (problem solving and innovation).
Pemanfaatan TIK salah satu alternative menjawab tantangan pembelajaran di abad 21. Makna di dalam TIK terdapat tiga istilah, yaitu; teknologi, informasi dan komunikasi. Teknologi berkaitan dengan penggunaan alat yang melibatkan proses collect, store, edit, compute and transmit.


 Informasi berkaitan dengan data yang memiliki arti penting, bermakna dan bermanfaat sedangkan komunikasi adalah cara berhubungan sesama manusia. Pemanfaatan TIK tidak serta merta guru menggunakan computer, HP, LCD dan media audio visual dalam pembelajaran, melainkan proses yang di dalamnya mengimplementasikan collect, store, edit, compute and transmit. Banyak media/aplikasi yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran berbasis ICT. Adapun syarat pembelajaran berbasis ICT yaitu menggunakan hardware yang memiliki kriteria dapat digunakan untuk mengambil data, menyimpan data, mengedit dan menganalisis data serta mempublikasikan data. Kunci sukses dari pembelajaran berbasis ICT adalah; 1) Interdisiplin dan holistik; 2) mampu menyelesaikan dan beradaptasi dengan berbagai permasalahan; 3) proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik, partisipatif, dan interaktif; 4) berbasis penelitian dan berorientasi kerja; dan koheren, progresif, dan bercermin pada lingkungan.
Pembelajaran berbasis ICT merupakan tantangan bagi guru karena semakin tahun pengguna internet, smartphone dan media social semakin meningkat. Integerasi ICT dalam kegiatan pembelajaran semoga dapat menjawab tantangan perkembangan jaman, yaitu peserta didik membiasakan menggunakan teknologi sebagai pembentuk karakter bukan sebaliknya. 18/2/2017 BAYU WIJAYAMA